Senin, 14 Mei 2018

GOAL BULAN RAMADHAN

Alhamdulillah kita bertemu lagi dengan bulan yang amat mulia yaitu bulan Ramadhan. Bulan dimana diturunkannya Kitab Suci Umat Islam yaitu Al Quran. Bulan dimana berbagai ampunan serta keberkahan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hambaNya yang bertaqwa.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Alloh mewajibkan puasa atas kalian di dalamnya. Pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka Jahim ditutup, setan-setan dibelenggu dan di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang diharamkan mendapatkan kebaikan malam itu, maka ia telah diharamkan.” (HR. Ahmad, dishahihkan al-Arna’uth)

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Alloh) maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Bulan ramadhan tinggal menghitung hari, semoga kuat menjalaninya di wilayah yang panas ini ya allah heheu ... oia, karena tahun kemarin terlalu hectic dengan kerjaan sehingga target rada molor, maka dari itu tahun ini harus lebih baik lagi karena rada nyantai dikerjaan tapi padat tugas di rumah. Semoga sukses cyma ... 

Mau tau targetnya? siapa tau bisa berlomba-lomba dalam kebaikan sama teman-teman semua, yuk diintip ...

1. Shaum Penuh selama 1 bulan

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Alloh) maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Ttttapi berhubung perempuan yaa ... biasanya ada aja bocornya semoga bisa lebih sedikit bocornya agar maksimal ibadahnya dan bisa memaksimalkan diwaktu-waktu saat kita berhalangan puasa.
 
2. Perbanyak membaca Al Quran dan Mengkhatamkan Quran

“Rosululloh  adalah orang yang paling dermawan dan lebih akan dermawan lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril  menemuinya pada setiap malam, lalu saling membacakan al-Qur’an dengannya.” (HR. al-Bukhari)

Nah target kali ini aku bisa hatam minimal 2x. Ya semoga bisa lebih dari itu.Aamiin mau tau caranya? nih buat kalian minimal habis solat wajib yang lima waktu bisa baca minimal 10 lembar insya allah akan hatam minimal 2x per bulan shaum. Lebih baik jika lebih dari itu, tetapi asal bisa konsisten atau istiqomah melakukannya insya allah bisa kok, yuk diniatkan dan dijalankan ya

3. Melaksanakan Shalat Dhuha
 
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Pada setiap persendian salah seorang di antara kalian terdapat sedekah. Setiap tahmīd (bacaan al-hamdu lillah) adalah sedekah, setiap tahlīl (ba-caan lā ilāha illalloh) adalah sedekah, setiap takbīr (bacaan Allohu akbar) adalah sedekah dan amar ma’rūf nahir munkar adalah sedekah. Dan itu semua tercukupi dengan dua raka’at yang dilaksa-nakan di waktu pagi (shalat Dhuha).” (HR. Muslim)

nah sholat dhuha bisa dilakukan mulai kalian sebelum berangkat kerja misal jam 07.15 WIB atau jam 9.00 WIB saat baru tiba di kantor. Banyaknya rakaat minimal 4 rakaat agar menjadi luar biasa ya ... kan biasanya 2 rakaat ;p

4. Membaca doa pagi dan petang

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang melakukan shalat Shubuh ber-jama’ah kemudian duduk berdzikir mengingat Alloh hingga terbit matahari lalu shalat dua raka’at, maka ia mendapatkan pahala haji dan ‘umrah secara sempurna. Nabi mengulanginya sebanyak 3 X).” (HR. at-Tirmidzi, dihasankan al-Albani)

5. Shalat 5 waktu berjamaah di masjid

Ini yang merupakan fenomena aneh yang berada di masyarakat kita dimana mereka giat sekali melaksanakan ibadah-ibadah sunnah namun malah melupakan ibadah wajib yaitu shalat 5 waktu. Padahal telah jelas dikhabarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam sabdanya
“Pembedakan muslim dengan kafir adalah meninggalkan sholat.”
Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan Ashabus Sunan kecuali An-Nasa’i.
 
6. Memperbanyak Sedekah
 
“Rosululloh  adalah orang yang paling dermawan dan lebih akan dermawan lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril  menemuinya pada setiap malam, lalu saling membacakan al-Qur’an dengannya.” (HR. al-Bukhari)

Untuk istri-istri yang baru menikah salah satunya menyiapkan sahur dan buka shaum untuk keluarga di rumah juga jadi ladang ibadah loh.
 
7. Melaksanakan Shalat Tarawih

“Barangsiapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala Alloh semata, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

“Barangsiapa yang shalat (tarawih) bersama imam sampai selesai, maka akan dicatat baginya (pahala) shalat sepanjang malam” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi, dan ia berkata hadits hasan shahih)

Jangan sampai tergoda ketika buka puasa bersama di luar bersama teman-teman atau belanja menuju hari lebaran, hehe juga harus tetap melakukan tarawih yaa ...
 

8. Melaksanakan Itikaf

I’tikaf Ramadhan adalah kesempatan terbaik bagi orang yang ingin mendapatkan kebahagiaan sejati. Karena di dalamnya terdapat berbagai macam hadiah yang telah disimpan untuk para hamba, tepat pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.

Menjelang berakhirnya Ramadhan, sudah selayaknya jika kita beri’tikaf, yakni berkhalwat untuk ibadah, sebagai sebuah persiapan, pemantapan dan latihan untuk menghadapi sebelas bulan yang akan datang.

9. Mencari Lailatul Qadar

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “(Waktu datangnya) Lailatul Qadar diperlihatkan kepadaku. Kemudian salah seorang keluargaku telah membuyarkan konsentrasiku, (sehingga) aku pun lupa darinya, maka carilah ia pada sepuluh (malam) terakhir.” (HR. Muslim)
Lailatul Qadar atau malam kemuliaan setara dengan 83 tahun 4 bulan dari umur kita, maka tambahkanlah amal-amal kita yang banyak di waktu-waktu yang sedikit tersebut agar kita mendapatkan keberkahan yang besar dan beruntung mendapatkan surga.

10. Memberi makan orang yang berpuasa
 
“Barangsiapa yang memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala yang semisal orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.” (HR. At Tirmidzi, beliau berkata, “Hadits Hasan Shahih”)
 
Demikianlah beberapa Target Ramadhan yang harus kita persiapkan saat memasuki bulan Ramadhan, agar kita memiliki tujuan dan konsep yang jelas dalam menyambut bulan yang mulia ini. Semoga bermanfaat. Wallahu Alam.


.

MEI ITU SESUATU


Bulan ini memang sesuatu. Ya MEI. Dimulai dari persiapan pernikahan kakak ipar sampai akhirnya Alhamdulillah sudah akan menyambut Ramadhan yang gak sendiri lagi. Cita-cita tahun kemarin adalah bias puasa bersama pendamping hidup, tapi bukan mama melainkan suami dan Alhamdulillah ala kuli hal allah Kabul.

Bulan mei memang sesuatu sekali, di mulai dengan kisah lalu yang bersama-sama hadir si B di bulan Mei buat sahabatku yang lahir bulan mei juga buat keluargaku yang ramai dibulan ini. Sepertinya akan menjadi bulan penuh kejutan. Dan yang pasti harus tetap deplaning kan untuk ini dan itunya di bulan ini. Oia diawal juni ada libur panjang, cocok nih buat liburan bareng suami. Semoga dia bias ada waktu dan mau he J

Minggu, 13 Mei 2018

RESEP #MARIMASAK KEPITING SAUS PADANG


KEPITING SAUS PADANG

Bahan: 1 ekor kepiting 1 siung bawang bombai 5 siung bawang merah 5 siung bawang putih 1 buah tomat merah 1 kaleng tomato puree 10 buah cabai rawit merah 4 buah cabai merah besar 2 btg daun bawang 1 lbr daun kunyit 2 lbr daun jeruk 2 sdm gula jawa 1 sdm saus ikan 2 btr telur ayam 1 ruas jahe Jeruk nipis Seledri Kaldu ayam Garam Lada Gula 

Cara Membuat:
1. Haluskan bawang putih, bawang merah, cabai merah besar. Iris bawang bombai
2. Bersihkan kepiting, buka cangkangnya. Balurkan dengan jeruk nipis lalu goreng. Setelah kepiting matang, tiriskan dan diamkan
3. Tumis jahe yang telah diiris, serta serai yang telah di gerprek. Masukkan bumbu halus, daun kunyit, pasta tomat, kaldu ayam, lada, garam. Tambahkan air
4. Potong dadu tomat lalu masukkan ke dalam pan. Beri air lagi sedikit
5. Masukkan telur kocok sambil di aduk rata. Tambahkan gula. Beri daun bawang, seledri dan jeruk nipis sebagai garnish. Sajikan

RESEP #MARIMASAK TOMYAM ALA CYMA


TOMYAM

Bumbu merah:  20 gram Terasi 1 sdt Daun ketumbar 1 lembar Udang 60 gram Daun jeruk 2 lembar Sereh 2 batang Air jeruk nipis 1 buah Kecap ikan 2 sdm Tomat 1 buah Cabe kering 5 buah Krim susu 20 ml lengkuas 1 ruas Gula 1 sdm 

=== Peralatan yang dibutuhkan: === 1. Panci 2. Cakupan 3. Saringan 4. Pisau 5. Telanan 

=== Cara Membuatnya: ===
1. Rebus kulit udang dari udang yang sudah dikupas dan bersihkan hingga mendidih dan saute, jangan lupa untuk selalu menyaring kotoran-kotoran yang mengapung pada permukaan air.
2. Setelah kaldu udang jadi, saring dan didihkan kembali. Tambahkan bumbu merah, terasi, sereh, daun jeruk, akar dari daun ketumbar, cabe kering utuh dan tomat utuh dan biarkan hingga mendidih.
3. Jika kaldu sudah berbau aromatik dan jiwa anda terbang ke thailand, tambahkan kecap ikan, udang dan cream. Biarkan hingga mendidih dan matikan api, jika sudah sedikit dingin tambahkan air jeruk nipis dan daun ketumbar. Jika anda ingin memakanya panaskan lagi hal tersubet dlakukan agar cream pada kaldu tidak pecah.

RESEP #MARIMASAK AYAM WOKU MANADO


Nah buat kalian yang mau bikin ayam tapi agak berbedza namun teetp mudah, bias dicoba loh. Ini adalah salah satu masakan favorit aku … silakan dicoba untuk masak yaa
Bahan-bahan:
 Ayam: 1/4 kg; 2 buah Jeruk nipis; 1 batang Sereh; 3 lembar Daun jeruk ; Daun Kemangi secukupnya, 3 batang Daun Bawang(ini optional kalo yang gak suka boleh di skip); Garam secukupnya; Lada secukupnya; Gula secukupnya; 1 buah Tomat; 5 buah cabai rawit
Bahan bumbu: 3 siung Bawang merah; 1 ruas Kunyit; 1 ruas Jahe; 3 biji Kemiri; 4 buah Cabai merah
 === Peralatan yang dibutuhkan ===
1. Pisau 2. Talenan 3. Blender 4. Penggorengan 5. Spatula
=== Cara pembuatan ===
1. Haluskan semua bumbu hingga halus
2. Siapkan penggorengan dengan minyak secukupnya untuk menumis bumbu juga ayam, lalu panaskan minyak
3. Tumis bumbu halus
4. Masukkan ayam, daun jeruk dan sereh
5. Tambahkan air dan tomat, lalu masak hingga matang
6. Masukkan daun kemangi dan daun bawang, dan beri perasa
Tipsnya:  agar rasa bau amisnya tidak Nampak di ayam , sebelumnya ayam dikasih perasan jeruk sama lada dan garam terlebih dahulu dan bias didiamkan 10-15 menit baru diolah sesuai instruksi diatas tadi

Selasa, 08 Mei 2018

Biografi Tokoh Mujtahid 4 Imam Mazhab

Ada dua gelar sering disandingkan dibelakang nama para imam mujtahid, pertama; Mujtahid Mutlak ( المجتهد المطلق ), artinya ulama mujtahid pendiri madzhab atau peletak pemikiran pertama, biasanya penamaan madzhabnya sesuai nama pendirinya, seperti madzhab Imam Syafi’i. Kedua; Mujtahid Madzhab ( المجتهد المذهب ), yaitu murid atau pengikut madzhab yang mengembangkan pola pikir madzhab pendahulunya, pengikutnya dinamakan madzhab al-Syafi’iyah.Diantara tokoh-tokoh mujtahid mutlak yang terkenal, diantaranya; 1.Madzab Hanafiah. Imamnya Abu Hanifah (80-150 H);
2.Mazhab Malikiyah. Imamnya Malik ibn Anas (93-179 H);
3.Madzhab Syafi’iyah. Imamnya Muhammad ibn Idris al-Syafi’i (150-204);
4.Madzhab Hanabilah. Imamnya Ahmad ibn Hanbal (164-241 H);
5.Madzhab Zhahiri. Imamnya Dawud ibn Ali al-Asbahani (202-270 H)
6.Madzhab Zaidiyah. Imamnya Zaid ibn Ali Zainul Abidin (80-122 H);
7.Madzhab Ja’fariah. Imamnya Ja’far al-Shadiq (80-122 H);
(Dua madzhab yang terakhir, adalah madzhab fiqh dikalangan Syi’ah.)


Sumber: https://www.tongkronganislami.net/biografi-tokoh-mujtahid-4-imam-mazhab/

Ada dua gelar sering disandingkan dibelakang nama para imam mujtahid, pertama; Mujtahid Mutlak ( المجتهد المطلق ), artinya ulama mujtahid pendiri madzhab atau peletak pemikiran pertama, biasanya penamaan madzhabnya sesuai nama pendirinya, seperti madzhab Imam Syafi’i. Kedua; Mujtahid Madzhab ( المجتهد المذهب ), yaitu murid atau pengikut madzhab yang mengembangkan pola pikir madzhab pendahulunya, pengikutnya dinamakan madzhab al-Syafi’iyah.Diantara tokoh-tokoh mujtahid mutlak yang terkenal, diantaranya; 1.Madzab Hanafiah. Imamnya Abu Hanifah (80-150 H);
2.Mazhab Malikiyah. Imamnya Malik ibn Anas (93-179 H);
3.Madzhab Syafi’iyah. Imamnya Muhammad ibn Idris al-Syafi’i (150-204);
4.Madzhab Hanabilah. Imamnya Ahmad ibn Hanbal (164-241 H);
5.Madzhab Zhahiri. Imamnya Dawud ibn Ali al-Asbahani (202-270 H)
6.Madzhab Zaidiyah. Imamnya Zaid ibn Ali Zainul Abidin (80-122 H);
7.Madzhab Ja’fariah. Imamnya Ja’far al-Shadiq (80-122 H);


Sumber: https://www.tongkronganislami.net/biografi-tokoh-mujtahid-4-imam-mazhab/

Ada dua gelar sering disandingkan dibelakang nama para imam mujtahid, pertama; Mujtahid Mutlak ( المجتهد المطلق ), artinya ulama mujtahid pendiri madzhab atau peletak pemikiran pertama, biasanya penamaan madzhabnya sesuai nama pendirinya, seperti madzhab Imam Syafi’i. Kedua; Mujtahid Madzhab ( المجتهد المذهب ), yaitu murid atau pengikut madzhab yang mengembangkan pola pikir madzhab pendahulunya, pengikutnya dinamakan madzhab al-Syafi’iyah.Diantara tokoh-tokoh mujtahid mutlak yang terkenal, diantaranya; 1.Madzab Hanafiah. Imamnya Abu Hanifah (80-150 H);
2.Mazhab Malikiyah. Imamnya Malik ibn Anas (93-179 H);
3.Madzhab Syafi’iyah. Imamnya Muhammad ibn Idris al-Syafi’i (150-204);
4.Madzhab Hanabilah. Imamnya Ahmad ibn Hanbal (164-241 H);
5.Madzhab Zhahiri. Imamnya Dawud ibn Ali al-Asbahani (202-270 H)
6.Madzhab Zaidiyah. Imamnya Zaid ibn Ali Zainul Abidin (80-122 H);
7.Madzhab Ja’fariah. Imamnya Ja’far al-Shadiq (80-122 H);
(Dua madzhab yang terakhir, adalah madzhab fiqh dikalangan Syi’ah.)


Sumber: https://www.tongkronganislami.net/biografi-tokoh-mujtahid-4-imam-mazhab/
 Sumber: https://www.tongkronganislami.net/biografi-tokoh-mujtahid-4-imam-mazhab/


PERSIAPAN MENYAMBUT BULAN RAMADHAN

Tanpa terasa bulan sekarang (dalam kalender Hijirah) sudah memasuki bulan Sya’ban, itu pertanda bahwa bulan depan  kita akan memasuki bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, bulan penuh pahala dan bulan penuh kebaikan.

Keutamaan Ramadhan tidak kita sangsikan; dari keberkahan, pahala suatu amal yang dilipatgandakan, dan ampunan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa yang terhalang kebaikan darinya, sungguh ia orang merugi. Karenanya, setiap muslim harus merasa gembira saat Ramadhan tiba.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepada para sahabatnya,

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah. Bulan yang Allah jadikan puasa di dalamnya fardhu (kewajiban). Pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dibelenggu pemimpin setan, dan di dalamnya Allah memiliki 1 malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang diharamkan dari kebaikannya maka sungguh dia telah-benar-benar diharamkan kebaikan.” (HR. Al-Nasai dan al-Baihaqi, Shahih al-Targhib, no. 985)

Imam Ibnu Rajab berkata: Hadits ini dasar dalam tahniah dari sebagian manusia kepada sebagian yang lain dengan datangnya bulan Ramadhan, bagaimana seorang mukmin tidak bergembita dengan dibukakanya pintu-pintu surga? Bagaimana seorang pendosa tidak bergembira dengan ditutupnya pintu-pintu neraka? Bagaimana orang berakal tidak bergembira dengan masa yang syetan dibelengg di dalamnya?”

Karenanya, seorang mukmin pantas bergembira dengan datangnya bulan (Ramadhan) ini. Ia bersungguh-sungguh dalam mengerjakan amal shalih di dalamnya. Ia bergembira dengan kedatangannya sebagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyampaikan kegembiraan kepada sahabatnya dengan kedatangan bulan mulia ini.

Bagaimana pun keadaan kita, apakah kita siap atau tidak siap, maka bulan Ramadhan pastilah akan datang, dan tentu beruntunglah orang yang sudah mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan, karena dengan persiapan tentu saja hasilnya akan lebih baik. Berbicara tentang persiapan, apa yang mesti kita persiapkan untuk menyambut Ramadhan. Berikut beberapa persiapan yang harus kita persiapkan, yaitu:

1.    Persiapan Ruhiyah (Keimanan)
Rasulullah saw, mengajarkan kepada kita tentang sebuah do’a menjelang Ramadhan, yaitu:  (ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan usia kami di bulan Ramadhan).
Persiapan secara keimanan berupa pengendalian diri sejak sekarang untuk tidak melakukan maksiat, seperti menjaga pandangan dan lain-lain. Semoga dengan kebiasaan untuk menahan diri pada bulan Sya’ban, akan memudahkan kita menahan diri di bulan Ramadhan sehingga ibadah shaumnya jadi sempurna.

2.    Persiapan Jasadiyah (Jasmani)
Ramadhan adalah bulan ketika kita melakukan kebaikan maka kita akan mendapatkan pahala yang berlipat, ibadah sunnah akan mendapatkan pahala wajib dan pahala ibadah wajib berlipat-lipat, sangat disayangkan ketika tiba bulan Ramadhan dan kita dalam kondisi sakit, maka kita tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang berlipat. Persiapan fisik bisa dilakukan dengan cara berolah raga secara rutin serta sudah membiasakan diri dengan shaum sunnah.

3.    Persiapan Tsaqafiyah (Keilmuan)
Rasulullah saw, bersabda:”Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama/contoh) kami, maka ibadah tersebut tertolak” (HR. Muslim).
Memahami tata cara ibadah yang benar, membawa kita meraih pahala, karena apabila suatu aktifitas ibadah tidak ditunjang dengan pengetahuan yang baik, maka ibadahnya akan tertolak atau tidak mendapatkan pahala sama sekali. Persiapan ilmu ini bisa didapat dengan cara membaca atau menghadiri majelis taklim yang membahas tentang Ramadhan/Shaum.

4.    Persiapan Maaliyah (harta)
Persiapan harta yang dimaksud bukanlah persiapan harta untuk buka puasa, tetapi adalah untuk sedekah, karena sedekah di bulan Ramadhan akan mendapat ganjaran yang berlipat-lipat.

Semoga ibadah Ramadhan tahun ini lebih baik dengan persiapan yang lebih matang. Amiin.

Sekilas Pemaknaan terhadap Kata Marhaban Ya Ramadhan

Kata “marhaban” di beberapa kamus yang penulis baca diartikan sebagai penghormatan dalam menyambut tamu yang akan datang (juga diartikan selamta datang). Kata ini bahkan disamakan dengan ahlan wa sahlan yang memiliki arti serupa. Meski di kedua kata ini memiliki arti selamat datang.
Namun tidak ada seorang ulama pun yang menganjurkan pemakaian kata ahlan wasahlan untuk dalam menantikan kehadiran tamu agung “ramadhan” sehingga kata yang paling umum digunakan yaitu Marhaban ya Ramadhan.
Ahlan memiliki akar kata “ahl” atau dalam bahasa indonesia di artikan “keluarga” berbeda dengan kata sahlan yang terambil dari “sahl” atau dalam bahasa indonesia diartikan mudah. Di beberapa tempat kata sahlan juga diartikan sebagai “dataran rendah”. Pengartian ini dimaksudkan bahwa dataran rendah gampang dilalui oleh siapapun.
Dari pemaknaan ini, kata ahlan wasahlan di gunakan sebagai ungkapan dalam menyambut atau “selamat datang”. yang ditengahnya terdapat sebuah kalimat tersembunyi atau tersirat. Jika di urutkan, maka ahlan wasahlan bisa di artikan (kamu sedang di tengah) keluarga dan (telah melalui) dataran rendah yang mudah.”
Kata Marhaban bersal dari kat rahb, atau dalam bahasa indonesia berarti “luas” dan “lapang”,  Hal ini menunjukkan bahwa tamu yang akan kita sambut memilik kemuliaan, dimana kita harus dalam keadaan lapang dan senang. Selain itu, kita harus mempersiapkan segala hal yang akan dikerjakan nantinya.
Dari kata ini juga lahir kata rahbat, berarti sebuah ruang yang luas untuk dikendarai. Hal ini dimaksudkan bahwa kita akan mendapatkan sebuah ruangan luas yang nantinya kita gunakan dalam mendapatkan segala kebaikan untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya (setelah bulan ramadhan).
Dari urain tersebut, pengucapan marhaban ya ramadhan dimaksudkan sebagai ucapan kepada bulan ramadhan. Atau sebuah penantian dengan penuh kesenangan, memiliki hati yang senantiasa dalam keadaan lapang, dengan berbagai persiapan yang matang. Shingga dapat di simpulkan bahwa kata “marhaban ya ramadhan” merupakan kendaraan yang akan mengasah diri kita untuk melanjutkan perjalanan yang tertunda (baca: Keistimewaan bulan Ramadhan).
Ada gunung yang tinggi yang harus ditelusuri guna menemui-Nya, itulah nafsu. Di gunung itu ada lereng yang curam, belukar yang lebat, bahka;n banyak perampok yang mengancam, serta iblis yang merayu, agar perjalanan tidak melanjutkan.
Bertambah tinggi gunung didaki, bertambah hebat ancaman dan rayuan, semakin curam dan ganas pula perjalanan. Tetapi, bila tekad tetap membaja, sebentar lagi akan tampak cahaya benderang, dan saat itu, akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak tempat-tempat indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untuk melepaskan dahaga.
Bila perjalanan dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya, Allah Swt. Demikian kurang lebih perjalanan itu dilukiskan dalam buku Madarij As-Salikin.


Sumber: https://www.tongkronganislami.net/marhaban-ramadhan-penuh-berkah/

Sekilas Pemaknaan terhadap Kata Marhaban Ya Ramadhan

Kata “marhaban” di beberapa kamus yang penulis baca diartikan sebagai penghormatan dalam menyambut tamu yang akan datang (juga diartikan selamta datang). Kata ini bahkan disamakan dengan ahlan wa sahlan yang memiliki arti serupa. Meski di kedua kata ini memiliki arti selamat datang.
Namun tidak ada seorang ulama pun yang menganjurkan pemakaian kata ahlan wasahlan untuk dalam menantikan kehadiran tamu agung “ramadhan” sehingga kata yang paling umum digunakan yaitu Marhaban ya Ramadhan.
Ahlan memiliki akar kata “ahl” atau dalam bahasa indonesia di artikan “keluarga” berbeda dengan kata sahlan yang terambil dari “sahl” atau dalam bahasa indonesia diartikan mudah. Di beberapa tempat kata sahlan juga diartikan sebagai “dataran rendah”. Pengartian ini dimaksudkan bahwa dataran rendah gampang dilalui oleh siapapun.
Dari pemaknaan ini, kata ahlan wasahlan di gunakan sebagai ungkapan dalam menyambut atau “selamat datang”. yang ditengahnya terdapat sebuah kalimat tersembunyi atau tersirat. Jika di urutkan, maka ahlan wasahlan bisa di artikan (kamu sedang di tengah) keluarga dan (telah melalui) dataran rendah yang mudah.”
Kata Marhaban bersal dari kat rahb, atau dalam bahasa indonesia berarti “luas” dan “lapang”,  Hal ini menunjukkan bahwa tamu yang akan kita sambut memilik kemuliaan, dimana kita harus dalam keadaan lapang dan senang. Selain itu, kita harus mempersiapkan segala hal yang akan dikerjakan nantinya.
Dari kata ini juga lahir kata rahbat, berarti sebuah ruang yang luas untuk dikendarai. Hal ini dimaksudkan bahwa kita akan mendapatkan sebuah ruangan luas yang nantinya kita gunakan dalam mendapatkan segala kebaikan untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya (setelah bulan ramadhan).
Dari urain tersebut, pengucapan marhaban ya ramadhan dimaksudkan sebagai ucapan kepada bulan ramadhan. Atau sebuah penantian dengan penuh kesenangan, memiliki hati yang senantiasa dalam keadaan lapang, dengan berbagai persiapan yang matang. Shingga dapat di simpulkan bahwa kata “marhaban ya ramadhan” merupakan kendaraan yang akan mengasah diri kita untuk melanjutkan perjalanan yang tertunda (baca: Keistimewaan bulan Ramadhan).
Ada gunung yang tinggi yang harus ditelusuri guna menemui-Nya, itulah nafsu. Di gunung itu ada lereng yang curam, belukar yang lebat, bahka;n banyak perampok yang mengancam, serta iblis yang merayu, agar perjalanan tidak melanjutkan.
Bertambah tinggi gunung didaki, bertambah hebat ancaman dan rayuan, semakin curam dan ganas pula perjalanan. Tetapi, bila tekad tetap membaja, sebentar lagi akan tampak cahaya benderang, dan saat itu, akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak tempat-tempat indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untuk melepaskan dahaga.
Bila perjalanan dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya, Allah Swt. Demikian kurang lebih perjalanan itu dilukiskan dalam buku Madarij As-Salikin.


Sumber: https://www.tongkronganislami.net/marhaban-ramadhan-penuh-berkah/

Sekilas Pemaknaan terhadap Kata Marhaban Ya Ramadhan

Kata “marhaban” di beberapa kamus yang penulis baca diartikan sebagai penghormatan dalam menyambut tamu yang akan datang (juga diartikan selamta datang). Kata ini bahkan disamakan dengan ahlan wa sahlan yang memiliki arti serupa. Meski di kedua kata ini memiliki arti selamat datang.
Namun tidak ada seorang ulama pun yang menganjurkan pemakaian kata ahlan wasahlan untuk dalam menantikan kehadiran tamu agung “ramadhan” sehingga kata yang paling umum digunakan yaitu Marhaban ya Ramadhan.
Ahlan memiliki akar kata “ahl” atau dalam bahasa indonesia di artikan “keluarga” berbeda dengan kata sahlan yang terambil dari “sahl” atau dalam bahasa indonesia diartikan mudah. Di beberapa tempat kata sahlan juga diartikan sebagai “dataran rendah”. Pengartian ini dimaksudkan bahwa dataran rendah gampang dilalui oleh siapapun.
Dari pemaknaan ini, kata ahlan wasahlan di gunakan sebagai ungkapan dalam menyambut atau “selamat datang”. yang ditengahnya terdapat sebuah kalimat tersembunyi atau tersirat. Jika di urutkan, maka ahlan wasahlan bisa di artikan (kamu sedang di tengah) keluarga dan (telah melalui) dataran rendah yang mudah.”
Kata Marhaban bersal dari kat rahb, atau dalam bahasa indonesia berarti “luas” dan “lapang”,  Hal ini menunjukkan bahwa tamu yang akan kita sambut memilik kemuliaan, dimana kita harus dalam keadaan lapang dan senang. Selain itu, kita harus mempersiapkan segala hal yang akan dikerjakan nantinya.
Dari kata ini juga lahir kata rahbat, berarti sebuah ruang yang luas untuk dikendarai. Hal ini dimaksudkan bahwa kita akan mendapatkan sebuah ruangan luas yang nantinya kita gunakan dalam mendapatkan segala kebaikan untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya (setelah bulan ramadhan).
Dari urain tersebut, pengucapan marhaban ya ramadhan dimaksudkan sebagai ucapan kepada bulan ramadhan. Atau sebuah penantian dengan penuh kesenangan, memiliki hati yang senantiasa dalam keadaan lapang, dengan berbagai persiapan yang matang. Shingga dapat di simpulkan bahwa kata “marhaban ya ramadhan” merupakan kendaraan yang akan mengasah diri kita untuk melanjutkan perjalanan yang tertunda (baca: Keistimewaan bulan Ramadhan).
Ada gunung yang tinggi yang harus ditelusuri guna menemui-Nya, itulah nafsu. Di gunung itu ada lereng yang curam, belukar yang lebat, bahka;n banyak perampok yang mengancam, serta iblis yang merayu, agar perjalanan tidak melanjutkan.
Bertambah tinggi gunung didaki, bertambah hebat ancaman dan rayuan, semakin curam dan ganas pula perjalanan. Tetapi, bila tekad tetap membaja, sebentar lagi akan tampak cahaya benderang, dan saat itu, akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak tempat-tempat indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untuk melepaskan dahaga.
Bila perjalanan dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya, Allah Swt. Demikian kurang lebih perjalanan itu dilukiskan dalam buku Madarij As-Salikin.


Sumber: https://www.tongkronganislami.net/marhaban-ramadhan-penuh-berkah/


HARI BARU

 Selamat Siang! kembali bertemu lagi, maafkan vacum yang begitu lama karena satu dan lain hal juga status baru aku. Alhamdulillah resmi meni...