Senin, 07 November 2016

Festival Nyaneut 2016

Halo!!!
Lama tak menulis ya, apa kabar kalian? Selanjutnya kita akan bahas tuntas acara Nyaneut di palabuhan bulan Situgede, Cigedug, Cikajang Garut - Jawa Barat nih, disimak baik-baik yaa ...

Nyandeutkeun,

 rempug jonghok dina wanci nu mustari,

 sareret teupati katingali,

 kolebat rasa nu ngajati,

 hariang ngabaur rasa, nitipkeun cirri nu nyari.

Sarasa sarumasa sasiliwangi,

aub dina panghareupan,

 nuluykeun tapak babarengan

 dimana,

 dinu rumasa diwewengkon srimanganti

 
Penasaran sama acaranya? Nah ini dia asal usulnya. Acara nyaneut merupakan acara tahunan warga Situ Gede Cigedug Cikajang Garut Jawa Barat, dan ini adalah jilid ketiga sejak diadakan pertama kali di tahun 2014. Tradisi nyaneut ini adalah tradisi minum teh bersama saat malam hari sambil menikmati makanan tradisional (sabangsaning kukuluban nu haneut-haneut) bari mintonkeun kesenian nu aya di daerah Situ Gede. Kebayang kan acaranya? mirip sama minum teh di jepang dan cina. Setelah ditunda hampir satu bulan, akhirnya festival ini bisa kembali diadakan. Penyelenggaraan festival ini sempat mengalami penundaan akibat terjadinya bencana banjir bandang Sungai Cimanuk, bulan September lalu. Festival nyaneut ini bisa kembali diadakan yakni tepatnya pada tanggal 29 Oktober 2016. Untuk memperingati peristiwa banjir bandang Garut, Nyaneut Festival 2016 kali ini mengambil tema kelestarian alam yaitu "Nyaneut di Palabuhan Bulan Bari Nyawang Alam Endah Pikahareupeun".
 
Dengan tema ini, rangkaian acara Nyaneut Festival kali ini jadi agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimulai dengan penanaman pohon di salah satu hulu sungai Cimanuk di lereng Gunung Cikuray pada pagi hari. Kaulinan barudak sudah tersedia di lapangan Situ Gede Cigedug, sehingga siang hari para pengunjung bisa bermain. Acara pun dilanjut pada sore hari dengan sharing Sejarah Gunung Cikuray, yang dulu bernama Gunung Larang Srimanganti. Menjelang Maghrib hujan mulai turun, dan acara pun dihentikan sementara hingga Isya untuk istirahat shalat sekaligus menunggu hujan reda. oia aku ke acara ini bersama dengan teman-teman Komunitas Jelajah Garut ada Teh Fascah, Teh Mia, Teh Riani, Teh Imas, Aku, Kang Diki, Kang Ilham "akew", Kang Fajrin "Ucup" , Kang Guntur "ugun" dan Kang Hanif. Kita menuju lokasi dari Mbes JG dengan menggunakan 1 mobil dan 2 motor. Sesampainya disana acara sudah dimulai, tapi tidang menghalangi antusias kami yang rata-rata baru pertama kali menghadiri acara festival Nyaneut ini. Kami langsung berkeliling dan menikmati serta mengikuti acaranya tak lupa berfoto ria juga swafoto hehe. kami sampai di lokasi sekitar pukul 16.30 WIB ya butuh sekitar 2 jam dari alun-alun Kota Garut menuju Situgede.


Lanjut pada bahasan awal, setelah Isya, hujan telah betul-betul reda, dan kemeriahan acara Nyaneut Festival 2016 pun mulai sangat terasa. Dimulai dengan tari dan acara mapag tamu (Menjemput tamu) yakni mengantar tamu menuju tempat minum teh bersama. Selanjutnya dihibur dengan atraksi Geprak Tongkat yang meriah. Geprak Tongkat adalah kesenian yang mengkombinasikan sholawat/ puji-pujian dengan gerakan-gerakan seperti beladiri dengan menggunakan tongkat. 

Acara puncaknya adalah dengan prosesi minum teh bersama, atau Nyaneut. Dimulai dengan mapag cai, mengantarkan air teh kepada tamu dan menyiapkannya. Teh disimpan pada teko bambu dan dituangkan pada gelas bambu pula, membuat kesan alami dan tradisional sangat kental. Gelas bambu diisi dengan teh, lalu gelas bambu diputar dua kali searah jarum jam. Teh kemudian dihirup aromanya sebanyak tiga kali sebelum disruput pelan-pelan. Teh Nyaneut ini lazim disebut juga teh kejek. 
Dalam bahasa sunda, kejek berarti diinjak. Daun teh yang telah disangrai lantas dinjak-injak di parit panjang. Tujuannya untuk menyempurnakan proses mengeluarkan getah daun teh sehingga hasil fermentasinya yang lebih baik. Lebih dari itu, aroma teh yang dikeluarkan teh kejek ini sangat harum dan nikmat ketika dihirup, jauh lebih harum dari teh biasa. Nah, sambil minum teh, kita juga disediakan rebusan-rebusan khas Sunda, seperti hui (ubi), sampeu (singkong), suuk (kacang tanah), jeruk garut, dll. Jika teh-nya habis, kita tinggal minta teko bambu nya diisi lagi saja, jadi kita bisa minum teh sepuasnya. Sambil minum teh dan ngemil, hiburan pagelaran seni pun dipentaskan.

Banyak sekali pagelaran yang dipentaskan, dari mulai Kecapi Suling, Reog Geboy yang berisi bobodoran atau humor khas sunda, hingga Kasidahan yang kental dengan nuansa islam. Untuk seni-seni ini, Cigedug punya talenta-talenta lokal dari kalangan ibu-ibu. Ada juga Tari Topeng Oces, yang dipentaskan gadis-gadis cilik lokal dari Cigedug. Tari Topeng Oces ini mengambil tema pertanian. Gadis-gadis cilik ini dengan lihai menari dengan gerakan menanam, mengolah tanah, mengusir hama, dan memanen, lengkap dengan keindahan Tari Topeng. Tari Jaipong juga tidak kalah menarik. Tari Jaipong yang dipentaskan adalah Tari Maung Lugay (Harimau berjalan/bergaya). Walaupun mengambil simbol Harimau (Maung), yang mementaskan tari jaipong ini tetap seorang wanita. Tidak seperti tari jaipong biasa, tarian ini lebih dinamis dan memiliki kesan kuat, gesit, dan garang, seperti seekor harimau, namun tetap dengan kecantikan dan kelembutan seorang wanita.

Selain pagelaran seni tradisional, hiburan juga diisi dengan pentas seni yang lebih modern. Ada talenta cilik lokal, Jesinda, serta grup band reggae yang ikut memeriahkan suasana. Tak pelak, acara malam Nyaneut Festival 2016 kemarin berlangsung hingga larut malam. Acara ini pun tak lepas dari pesan-pesan moral untuk menjaga alam, terutama Gunung Cikuray, tempat acara Nyaneut Festival ini diadakan. Pesan ini pun disampaikan pada penghujung acara yang ditontonkan yaitu wayang golek. Alur ceritanya adalah ketika Semar, Cepot, Dawala, dan Gareng bertempur dengan kocak melawan para perusak hutan dan gunung yang mempunyai ilmu beladiri yang hebat, dibantu oleh seorang ksatria, yaitu Gatot Kaca.

Kang Dasep Badrusalam selaku perintis dan penggerak dari acara ini berharap Nyaneut Festival ini bisa menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun asing. Acara Nyaneut Festival 2016 ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Garut, Pak Budi Gan Gan, serta budayawan seperti H. Kuswandi MD, SH serta Kang Aan Merdeka Permana yang merupakan sejarawan dan penulis. Komunitas Jelajah Garut sendiri mengikuti acara hingga selesai dan mendirikan tenda untuk berkemah di Lapangan Situ Gede Cigedug.

Nah buat kamu yang mau nyoba khas teh kejek teh nyaneut Cigedug, bisa order. Pemesanan Teh Nyaneut via WA 089662930852. 

Banyak kritik dan pesan yang teman-teman KJG sampaikan di diskusi menutup acara kemah kita di acara Nyaneut ini, kesan pertama kali menghadiri festival, pertama kali bertemu dan bersilaturahim dan pertama kali kembali ke Garut dan menghadiri acara Festival Budaya seperti ini adalah senang, bangga dan ingin melakukan gerakan untuk perbaikan positif bagi Garut, tanah kelahiran. Pesan dari penulis lebih pedulilah pada alam, budaya dan adat yang tercipta, bukan menghilangkan dengan kemodernisasiannya tapi tetap lestarikan dan jaga bahkan dikembangkan sebagai aset menarik wisatawan. 

sumber:
www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HARI BARU

 Selamat Siang! kembali bertemu lagi, maafkan vacum yang begitu lama karena satu dan lain hal juga status baru aku. Alhamdulillah resmi meni...