Rabu, 13 Desember 2017

Mengalami Keraguan Sebelum Menikah? Normalkah?

Sebuah penelitian menemukan bahwa wanita yang mengalami keraguan beberapa hari sebelum menikah memiliki resiko 2.5 kali lebih besar untuk bercerai dalam waktu 4 tahun mendatang dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki keraguan apapun.

Pada penelitian ini, para peneliti bertanya pada sekitar 232 pasangan yang baru saja menikah 1 bulan lalu untuk mengetahui apakah mereka merasakan keraguan sebelum menikah. Para peneliti kemudian melakukan survei lanjutan setiap 6 bulan selama 4 tahun dan menemukan bahwa rasa ragu yang dirasakan sebelum menikah mungkin dapat menyebabkan masalah yang lebih besar daripada hanya sekedar keraguan sesaat saja.

Walaupun banyak orang mengatakan bahwa merasa ragu beberapa hari sebelum menikah merupakan hal yang normal, akan tetapi apakah Anda yakin keraguan Anda merupakan sesuatu hal yang normal dan bukan suatu pertanda bahaya?

Jadi bagaimana cara membedakannya? Di bawah ini terdapat beberapa scenario yang mungkin dialami oleh pasangan yang akan menikah dan jawaban dari para ahli mengenai apakah keraguan yang dialami oleh pasangan tersebut merupakan hal yang normal atau justru merupakan suatu tanda bahaya.

Kegelisahan sebelum menikah
Menjelang hari pernikahan, kegelisahan mendadak muncul. Perasaan semacam itu bisa terjadi pada Anda, pasangan, atau bahkan keduanya. Perasaannya seperti ragu, cemas, gugup, takut, dan semacamnya. 

Menurut Maressa Brown, yang dikutip Thestir, kecemasan mengenai pernikahan merupakan hal lazim sebelum Anda mengucapkan janji suci. Ia menyarankan untuk tidak terlalu cemas karena ketakukan ini datang secara alamiah. Yourtango menulis beberapa hal yang sering dicemaskan calon pasangan menikah:
Hari pernikahan. Tak hanya soal setelah menikah, hari pernikahan pun seringkali jadi penyebab kecemasan. Anda dan pasangan akan merasakan ketakutan pada drama yang akan terjadi antarkeluarga soal hari pernikahan. Ini bisa jadi soal perbedaan kebiasaan dan keinginan dua keluarga soal acara pernikahan.
Menjadi suami atau istri. Menyandang status suami atau istri ternyata juga dicemaskan pasangan yang akan menikah. Pikiran Anda mungkin akan dipenuhi cara menjadi orangtua seperti halnya orangtua Anda. Padahal, Anda dan pasangan dapat memilih jalan yang berbeda dengan orangtua.
Rencana masa depan. Anda tiba-tiba akan lebih sering memikirkan pelbagai rencana menuju pernikahan. Antara lain soal tempat tinggal, kebutuhan uang harian, bagaimana menyusun anggaran belanja, dan sebagainya.
Pengkhianatan. Tak ada yang ingin dikhianati pasangannya. Dan Anda secara wajar begitu cemas pada hal ini. Kuncinya, Anda harus percaya pada pasangan, demikian pula sebaliknya. Jangan sampai hal-hal seperti ini menghancurkan rencana pernikahan Anda. 

Untuk mengatasi kecemasan berlebihan, ada beberapa hal yang perlu didiskusikan bersama pasangan. Misalnya hal-hal seperti anak, masalah uang, pekerjaan, dan cara mengatasi masalah dalam pernikahan. Diskusi ini adalah bagian dari komitmen yang akan Anda pegang selama menjalin pernikahan. Jangan lupa berdo'a dan tetapkan niat.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HARI BARU

 Selamat Siang! kembali bertemu lagi, maafkan vacum yang begitu lama karena satu dan lain hal juga status baru aku. Alhamdulillah resmi meni...