Tagline: Sebuah Konspirasi Alam Semesta
Penulis: Fiersa Besari
Ukuran: 13 x 19 cm
Seseorang yang akan menemani setiap langkahmu dengan satu kebaikan kecil setiap harinya.
Tertanda,
Juang
Pertamanya kubaca diawali dengan buku bung fiersa dengan judul Garis waktu, sebelumnya sempat mengikuti beliau di twitter dan instagramnya. sekarang mengagumi karya-karyanya. Kalau kata adeku sih bung ini amat alay dan kurang nyeni. kacamata anak seni gitu kali ya atau karena adeku senang seni klasik hahah.
Beberapa kali baca bukunya mulai dari Garis waktu, dengar lagunya April, sampai di buku Konspirasi alam Semesta makin ketagihan jika tak kusabet semua bukunya. Bukan penggemar komik, novel dan fiksi atau nonfiksi yang adiktif. Selingan saja biasanya. tapi pas baca catatan juang nambah semangat bacanya karena ada energi terbarukan yang muncul hehe mungkin energi Juang yang meletup sama dengan idealismeku, #halah.
Dan bukankah harta yang paling tak ternilai adalah persahabatan? Ketika
seseorang yang tak kukenal membaca tulisanku, lalu merasakan apa yang ku
sampaikan, aku telah bersahabat dengannya. (hal. 29)
Bukunya asik, keren dibilang sambungan dari buku sebelumnya bisa juga tapi dibaca sendiri saja juga enak kok hanya akan kurang afdol saja. jadi masih tanya-tanya apa isinya? bacalah hahah
Dalam catatan juang ini ya hanya berisi catatan juang. Berisi kehidupan selama dia hidup. Akan bertemu dengan Kasuarina, Ricky, Fatah, Dude dan budi juga lainnya dibuku ini. Pengalamannya membuat aku jauuuh membayangkan pulang.
Beberapa kali baca bukunya mulai dari Garis waktu, dengar lagunya April, sampai di buku Konspirasi alam Semesta makin ketagihan jika tak kusabet semua bukunya. Bukan penggemar komik, novel dan fiksi atau nonfiksi yang adiktif. Selingan saja biasanya. tapi pas baca catatan juang nambah semangat bacanya karena ada energi terbarukan yang muncul hehe mungkin energi Juang yang meletup sama dengan idealismeku, #halah.
Dan bukankah harta yang paling tak ternilai adalah persahabatan? Ketika
seseorang yang tak kukenal membaca tulisanku, lalu merasakan apa yang ku
sampaikan, aku telah bersahabat dengannya. (hal. 29)
Dan untukmu yang baru saja akan mulai menulis, selalu ingat ini: menulis
adalah terapi. Dan kita tidak perlu melakukannya agar terlihat keren
dihadapan orang lain, atau berekspektasi punya buku yang diterbitkan
penerbit besar. Menulis adalah sebuah kebutuhan agar otak kita tidak
dipenuhi oleh feses pemikiran. Maka, menulislah. Entah itu di buku
tulis, daun lontar, prasasti, atau bahkan media sosial, menulislah terus
tanpa peduli karyamu akan dihargai oleh siapa dan senilai berapa.
Menulislah meski orang-orang mengejekmu. Menulislah agar kelak saat kau
meninggal, anak-cucumu tahu bahwa suatu ketika engkau pernah ada, pernah
menjadi bagian dari sejarah. (hal. 198)
Jangan lupa bahwa manusia mempunyai mimpi-mimpi untuk diraih, bukan dibunuh atas nama tuntutan hidup. Dan jangan lupa bahwa Tuhan menciptakanmu berjalan di muka bumi ini untuk sesuatu yang baik, maka berbuat baiklah untuk sesama, melebihi kau berbuat baik untuk dirimu sendiri. (hal. 173)
Bukunya asik, keren dibilang sambungan dari buku sebelumnya bisa juga tapi dibaca sendiri saja juga enak kok hanya akan kurang afdol saja. jadi masih tanya-tanya apa isinya? bacalah hahah
Dalam catatan juang ini ya hanya berisi catatan juang. Berisi kehidupan selama dia hidup. Akan bertemu dengan Kasuarina, Ricky, Fatah, Dude dan budi juga lainnya dibuku ini. Pengalamannya membuat aku jauuuh membayangkan pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar