Rabu, 01 November 2017

SAJAK PERPISAHAN

Malam-malam ini rada melow menuliskan kisah yang lampau dari berbagai sumber tanpa mengurangi rasa. Selamat merasakan ;)

Distilasi Alkena adalah sebuah proses memisahkan dua hati yang pada dasarnya tak bisa dipisahkan karena suatu ikatan perasaan. Walaupun dalam perjalanannya, hati akan tumbuh untuk bisa merelakan. Karena cepat atau lambat, entah maut atau orang lain yang menyebabkan hubungan selanggeng apa pun akan dapat dipisahkan. Maka, yang terbaik adalah mencintai dalam keikhlasan.

Sebab, ribuan pelukan akan tetap menguap bila dihadapkan sebuah kepergian.

Pernah bahagia kita merekah indah,

Tanpa sedikitpun gelisah,

Saat lantunann rindu adalah alasan setiap pertemuan,

Saat mencintaimu bukan hanya sekedar lamunan.


Semurung mendung sederas hujan,

Mimpiku memuai hebat pada ketiadaan,

Aku tak pernah menyesal akan keputusanmu memilihnya,

Yang aku sesalkan adalah tiada sedikitpun kesempatan bagiku membuatmu bahagia.


Kesalahanku, mejadikanmu alasan segala rindu,

Waktu pun mengurai tetes hujan menjadi bulir-bulir kenangan,

Ia menelusup tanpa permisi membasahi nurani,

Merangkak naik menyusun kata yang dibicarakan oleh pelupuk,

Memaksa mata bekerja mengeluarkan kalimat penuh derita.


Degup jantung menyapu detik,

Menyuarakan penyesalan yang runtuh menitik,

Bukan perih yang aku ratapi,

tapi pengertian yang tak pernah kau beri,

SADARLAH! Aku telah mencintaimu dengan terengah-engah,

Mencibir oksigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara yang aku izinkan mengisi setiap rongga.


Menghempas darah dengan namamu,

Yang membuat jantungku tetap berirama,

Padamu aku jatuh hati,

bahkan sebelum tuhan merencanakan adam dan hawa diturunkan ke bumi,

kesalahanku, tak pernah mencintai selain kamu.



Tingkat sepi paling mengerikan adalah sepi dalam keramaian,

Mengulik rasa secra primitive dan tak mengenali dunia telah jauh mengalami perubahan,

Bagaimana mungkin aku menjauh jika hanya padamu keakuanku luluh,

Bagaimana mungkin aku pergi jika bayanganmu masih saja menghiasi mimpi?

Bagaimana mungkin aku berpindah bila hanya padamu hatiku bisa singgah?

Bagaimana mungkin? Kau memilih orang lain.


Detik yang berbaris hanya membuat pengharapan semakin miris,

Kau tak bergeming, kau tak pernah menjawab dengan alasan caraku mendambamu terlalu bising,

Otakku terus meneriakkan penyesalan sembari bertanya tentang kenapa,

Pada sikapmu yang terlalu membuat semesta menerka-nerka,

Tangkupan tanganku masih saja menggenggam harap untukmu,

Namun keegoisanmu membuatnya kosong laksanan harapan semu,

Kesalahanku, isi doaku tak pernah selain namamu.


Cinta tak selamanya tentang kepemilikan,

Tapi cinta adalah tentang keikhlasan,

Segala rela aku tumpahkan,


Terimakasih atas segala rasa,

Pada hari itu aku pun turut mengucap bahagia,

Mencoba ikhlas walau air mata mengucur deras,

Kesalahanku, adalah tak pernah merasa,

Bahwa untukku kau tak pernah punya cinta.

 (Wira dalam Distilasi Alkena)

Lagi-lagi imajinasi menertawakanku karena selalu berhasil menemuimu. Sementara realitas? Dalam realitas kita berdua hanyalah dua orang yang berlari. Aku sibuk mengejarmu, kau sibuk menghindariku. Oh, tenang. Aku tidak lelah. Justru, aku menikmati prosesnya.

ia paralel, keadaannya akan jauh berbeda. Walau begitu, kau tahu aku akan tetap menjadi orang yang sama, yang merindukanmu dengan sederhana, mengejarmu dengan wajar, menyayangimu dengan luar biasa, dan menyakitimu dengan mustahil.

Aku tidak mahir mengejar, tapi aku tahu cara menunggumu. Aku tidak mahir berkata-kata, tapi aku tahu cara mendoakanmu. Aku tidak mahir memberi saran, tapi aku tahu cara mendengarkanmu. Aku tidak mahir melawak, tapi aku tahu cara membuatmu bahagia. Aku tidak mahir memimpin, tapi aku tahu cara menuntunmu. Aku tidak mahir untuk rela mati, tapi aku tahu cara hidup denganmu. Aku tidak tahu dimana ujung perjalanan ini, aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi, selama aku mampu, mimpi-mimpi kita adalah prioritas.

Untuk apa memajang foto kita berdua? Cita-citaku ingin fotomu ada di buku nikahku. Untuk apa mention-mentionan mesra? Selama ada pulsa, aku lebih memilih kita berkomunikasi di chatbox, sms, atau telepon. Kita, cukup kita yang tahu. Untuk apa mengucapkan Happy Anniversary setiap bulan? Aku ingin menjadi seseorang yang bisa bersamamu tahunan, bukan bulanan. Untuk apa menulis namamu di bio? Apa belum cukup namamu dalam setiap doaku pada Tuhan? Karena sebuah kebahagiaan tidak perlu dipamerkan kepada dunia.

Dalam buku bung Fiersa Besari GARIS WAKTU.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HARI BARU

 Selamat Siang! kembali bertemu lagi, maafkan vacum yang begitu lama karena satu dan lain hal juga status baru aku. Alhamdulillah resmi meni...