Halo!!!
Lama tak menulis ya, apa kabar kalian? Selanjutnya kita akan bahas tuntas acara Nyaneut di palabuhan bulan Situgede, Cigedug, Cikajang Garut - Jawa Barat nih, disimak baik-baik yaa ...
Nyandeutkeun,
rempug
jonghok dina wanci nu mustari,
sareret
teupati katingali,
kolebat rasa
nu ngajati,
hariang
ngabaur rasa, nitipkeun cirri nu nyari.
Sarasa sarumasa sasiliwangi,
aub dina panghareupan,
nuluykeun
tapak babarengan
dimana,
dinu rumasa
diwewengkon srimanganti
Penasaran sama acaranya? Nah ini dia asal usulnya. Acara nyaneut merupakan acara
tahunan warga Situ Gede Cigedug Cikajang Garut Jawa Barat, dan ini adalah jilid
ketiga sejak diadakan pertama kali di tahun 2014. Tradisi nyaneut ini adalah tradisi minum teh bersama saat malam
hari sambil menikmati makanan tradisional (sabangsaning kukuluban nu haneut-haneut) bari
mintonkeun kesenian nu aya di daerah Situ Gede. Kebayang kan acaranya? mirip sama minum teh di jepang dan cina. Setelah ditunda hampir satu bulan, akhirnya festival ini bisa kembali
diadakan. Penyelenggaraan festival ini sempat mengalami penundaan akibat
terjadinya bencana banjir bandang Sungai Cimanuk, bulan September lalu. Festival nyaneut ini bisa kembali
diadakan yakni tepatnya pada tanggal 29 Oktober 2016. Untuk memperingati peristiwa banjir bandang Garut, Nyaneut
Festival 2016 kali ini mengambil tema kelestarian alam yaitu "Nyaneut di Palabuhan Bulan Bari Nyawang Alam Endah Pikahareupeun".
Dengan tema ini, rangkaian acara Nyaneut Festival kali ini jadi agak
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimulai dengan penanaman pohon di salah
satu hulu sungai Cimanuk di lereng Gunung Cikuray pada pagi hari.
Kaulinan barudak sudah tersedia di lapangan Situ Gede Cigedug, sehingga
siang hari para pengunjung bisa bermain. Acara pun dilanjut pada sore
hari dengan sharing Sejarah Gunung Cikuray, yang dulu bernama Gunung
Larang Srimanganti. Menjelang Maghrib hujan mulai turun, dan acara pun
dihentikan sementara hingga Isya untuk istirahat shalat sekaligus
menunggu hujan reda. oia aku ke acara ini bersama dengan teman-teman Komunitas Jelajah Garut ada Teh Fascah, Teh Mia, Teh Riani, Teh Imas, Aku, Kang Diki, Kang Ilham "akew", Kang Fajrin "Ucup" , Kang Guntur "ugun" dan Kang Hanif. Kita menuju lokasi dari Mbes JG dengan menggunakan 1 mobil dan 2 motor. Sesampainya disana acara sudah dimulai, tapi tidang menghalangi antusias kami yang rata-rata baru pertama kali menghadiri acara festival Nyaneut ini. Kami langsung berkeliling dan menikmati serta mengikuti acaranya tak lupa berfoto ria juga swafoto hehe. kami sampai di lokasi sekitar pukul 16.30 WIB ya butuh sekitar 2 jam dari alun-alun Kota Garut menuju Situgede.
Lanjut pada bahasan awal, setelah Isya, hujan telah betul-betul reda, dan kemeriahan acara Nyaneut Festival 2016 pun mulai sangat terasa. Dimulai dengan tari dan acara mapag tamu (Menjemput tamu) yakni mengantar tamu menuju tempat minum teh bersama. Selanjutnya dihibur dengan atraksi
Geprak Tongkat yang meriah. Geprak Tongkat adalah kesenian yang
mengkombinasikan sholawat/ puji-pujian dengan gerakan-gerakan seperti beladiri dengan
menggunakan tongkat.
Acara puncaknya adalah dengan prosesi minum teh bersama, atau Nyaneut. Dimulai dengan mapag cai,
mengantarkan air teh kepada tamu dan menyiapkannya. Teh disimpan pada
teko bambu dan dituangkan pada gelas bambu pula, membuat kesan alami dan
tradisional sangat kental. Gelas bambu diisi dengan teh, lalu gelas
bambu diputar dua kali searah jarum jam. Teh kemudian dihirup aromanya
sebanyak tiga kali sebelum disruput pelan-pelan. Teh Nyaneut ini lazim disebut juga teh kejek.
Dalam bahasa sunda,
kejek berarti diinjak. Daun teh yang telah disangrai lantas dinjak-injak
di parit panjang. Tujuannya untuk menyempurnakan proses mengeluarkan
getah daun teh sehingga hasil fermentasinya yang lebih baik. Lebih dari itu, aroma teh yang dikeluarkan teh
kejek ini sangat harum dan nikmat ketika dihirup, jauh lebih harum dari
teh biasa. Nah, sambil minum teh, kita juga disediakan rebusan-rebusan khas Sunda,
seperti hui (ubi), sampeu (singkong), suuk (kacang tanah), jeruk garut, dll. Jika
teh-nya habis, kita tinggal minta teko bambu nya diisi lagi saja, jadi
kita bisa minum teh sepuasnya. Sambil minum teh dan ngemil, hiburan
pagelaran seni pun dipentaskan.
Banyak sekali pagelaran yang dipentaskan, dari mulai Kecapi Suling,
Reog Geboy yang berisi bobodoran atau humor khas sunda, hingga Kasidahan
yang kental dengan nuansa islam. Untuk seni-seni ini, Cigedug punya
talenta-talenta lokal dari kalangan ibu-ibu. Ada juga Tari Topeng Oces, yang dipentaskan gadis-gadis cilik lokal
dari Cigedug. Tari Topeng Oces ini mengambil tema pertanian. Gadis-gadis
cilik ini dengan lihai menari dengan gerakan menanam, mengolah tanah,
mengusir hama, dan memanen, lengkap dengan keindahan Tari Topeng. Tari
Jaipong juga tidak kalah menarik. Tari Jaipong yang dipentaskan adalah
Tari Maung Lugay (Harimau berjalan/bergaya). Walaupun mengambil simbol
Harimau (Maung), yang mementaskan tari jaipong ini tetap seorang wanita.
Tidak seperti tari jaipong biasa, tarian ini lebih dinamis dan memiliki
kesan kuat, gesit, dan garang, seperti seekor harimau, namun tetap
dengan kecantikan dan kelembutan seorang wanita.
Selain pagelaran seni tradisional, hiburan juga diisi dengan pentas
seni yang lebih modern. Ada talenta cilik lokal, Jesinda, serta grup
band reggae yang ikut memeriahkan suasana. Tak pelak, acara malam
Nyaneut Festival 2016 kemarin berlangsung hingga larut malam. Acara ini pun tak lepas dari pesan-pesan moral untuk menjaga alam,
terutama Gunung Cikuray, tempat acara Nyaneut Festival ini diadakan.
Pesan ini pun disampaikan pada penghujung acara yang ditontonkan yaitu
wayang golek. Alur ceritanya adalah ketika Semar, Cepot, Dawala, dan
Gareng bertempur dengan kocak melawan para perusak hutan dan gunung yang
mempunyai ilmu beladiri yang hebat, dibantu oleh seorang ksatria, yaitu
Gatot Kaca.
Kang Dasep Badrusalam selaku perintis dan penggerak dari acara ini
berharap Nyaneut Festival ini bisa menjadi daya tarik wisatawan lokal
maupun asing. Acara Nyaneut Festival 2016 ini dihadiri oleh Kepala Dinas
Pariwisata Garut, Pak Budi Gan Gan, serta budayawan seperti H. Kuswandi
MD, SH serta Kang Aan Merdeka Permana yang merupakan sejarawan dan
penulis. Komunitas Jelajah Garut sendiri mengikuti acara hingga selesai
dan mendirikan tenda untuk berkemah di Lapangan Situ Gede Cigedug.
Nah buat kamu yang mau nyoba khas teh kejek teh nyaneut Cigedug, bisa order. Pemesanan Teh Nyaneut via WA 089662930852.
Banyak kritik dan pesan yang teman-teman KJG sampaikan di diskusi menutup acara kemah kita di acara Nyaneut ini, kesan pertama kali menghadiri festival, pertama kali bertemu dan bersilaturahim dan pertama kali kembali ke Garut dan menghadiri acara Festival Budaya seperti ini adalah senang, bangga dan ingin melakukan gerakan untuk perbaikan positif bagi Garut, tanah kelahiran. Pesan dari penulis lebih pedulilah pada alam, budaya dan adat yang tercipta, bukan menghilangkan dengan kemodernisasiannya tapi tetap lestarikan dan jaga bahkan dikembangkan sebagai aset menarik wisatawan.
sumber:
www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar