Halo !!! Semangat selalu untuk lewati hari-hari kalian.
Pagi ini aku lagi mood buat
berbagi cerita abis jalan-jalan ke suatu tempat di garut selatan. Pantai? Hoho
bukan, ini curug alias air terjun. Yups meski namanya sudah melanglangbuana ke
seluruh pelosok negeri karena sudah masuk tv dan acara adventure. Mau tau itu dimana? Yuk check this out.
Malam itu aku dikontak teman yang suka travelling dan punya bisnis trip di bandung (silakan buka di www.bagusindonesia.com) nama penanya @baduypacker. Kami berencana mengexplore daerah
per-curug-an hehe. Jujur, semenjak balik kampung belum main jauh-jauh sih. Mengexplore
daerah garut biasanya bukan mengunjungi daerah selatan, saya sih lebih suka ke
pegunungan dan wisata budaya. Nah singkat cerita kami berangkat dari rumahku
sekitar pukul 8 pagi. Oia kami berangkat bertiga. @cymanja, @baduypacker dan
@abdul_r_j_ menuju cikajang, dan kita bertemu dengan yang punya warung paspud
yaitu @syahril_as yang menjadi guide
dan penolong kami hari itu hehe maklum, kalo ajak saya sebagai petunjuk jalan
pasti nyasar dan ini sudah terbukti :D maafkan saya ya om baduy ;p semoga gak kapok ajak-ajak saya ya hihihi
Nah, kenapa disebut sanghyangtaraje? Jadi kurang lebih begini ceritanya … Secara administratif, Curug
Sanghyang Taraje berada di Kampung Kombongan, Desa Pakenjeng, Kecamatan
Pamulihan, Kabupaten Garut, Jawa Barat dan berada pada koordinat
07°22′35.6″S 107°40′43.4″E. Lokasi Curug Sanghyang Taraje berada sekitar
± 48 Km dari pusat Kota Garut dan ± 3, 2 Km dari pusat Kecamatan
Pamulihan. Curug Sanghyang Taraje masih berada dekat dengan kawasan
Gunung Papandayan. Untuk menuju Curug Sanghyang Taraje, dapat juga
menggunakan angkutan umum, yaitu ELF jurusan Pakenjeng atau Pamulihan
(sedikit lebih sulit dibandingkan ELF Pakenjeng) dari Terminal Guntur,
Kota Garut. Alternatif lainnya yaitu menggunakan ELF jurusan Bungbulang
dan turun di pertigaan Cisandaan (sebelum kantor Kecamatan Pakenjeng),
kemudian menyewa ojek atau menumpang kendaraan pick up untuk sampai di
lokasi Curug Sanghyang Taraje.
Perjalanan paling dekat dimulai
dari Kota Garut, ambil jalur Garut menuju Cikajang. Lalu lintas dari
Kota Garut hingga pertigaan Pasar Cisurupan sedikit ramai, terutama pada
akhir pekan. Selepas pertigaan Pasar Cisurupan, arus lalu lintas akan
sedikit lebih sepi sampai ke pertigaan Cikajang. Setibanya di pertigaan
Cikajang, ambil jalan ke arah kanan, sudah ada papan penunjuk jalan
sederhana bertuliskan Curug Kembar dan Curug Orok pada arah yang menuju
Bungbulang pada papan penunjuk jalan. Ikuti jalan hingga masuk area
Kostrad kemudian Desa Cikandang. Kondisi jalan dari Kota Garut hingga
Desa Cikandang relatif baik, hanya ada beberapa titik yang kondisi
jalannya berlubang dan aspalnya sedikit mengelupas. Terdapat Curug Orok
di Desa Cikandang yang merupakan destinasi wisata yang lebih terkenal di
Kabupaten Garut Selatan. Setelah gerbang masuk Curug Orok, jalan akan
masuk area PTPN VIII Kebun Papandayan. Sepanjang perjalanan akan
disuguhi Gunung Cikuray di sisi kiri dan Gunung Papandayan di sisi
kanan. Petunjuk berikutnya setelah Curug Orok yaitu PLTm Sumadra. Tidak
jauh dari PLTm Sumadra akan terdapat pertigaan yang ditandai oleh pasar.
Pertigaan ini dikenal dengan nama Pertigaan Cisandaan dan sudah mulai
masuk wilayah Kecamatan Pakenjeng. ELF jurusan Bungbulang, Pamulihan dan
Pakenjeng akan berhenti di pertigaan ini sebelum melanjutkan
perjalanan. Ambil kana di pertigaan tepat di pasar lalu ikuti terus
hingga masuk kembali ke areal perkebunan teh. Jika merasa kesulitan bisa hubungi teman, jelajahgarut.com atau Gmaps yang akan menyelamatkan kalian hehe
Curug Sanghyang Taraje merupakan
air terjun permanen, oleh karena itu, pada musim kemarau masih dapat
ditemui volume jatuhan yang cukup besar meskipun tidak sebesar pada
musim hujan. Pada musim hujan, volume jatuhan airnya sangat besar dan
bila baru turun hujan, airnya akan sangat keruh. Curug Sanghyang Taraje
memiliki klasifikasi dominan Segmented dan Ledge yang
merupakan bentuk klasik dari satu air terjun. Jatuhan air Curug
Sanghyang Taraje yang terbagi menjadi dua dan sama persisi terkadang
dapat memunculkan klasifikasi lain, yaitu Twin/Paralel. Perbedaan antara klasifikasi Twin/Paralel dengan Segmented yaitu dari sumber alirannya. Pada klasifikasi Segmenten sumber aliran hanya satu, sedangkan pada klasifikasi Twin/Paralel bisa saja sumber alirannya satu atau lebih dari dua. Hal inilah yang membuat klasifikasi Twin/Paralel menjadi klasifikasi minor. Ledge merupakan
bentuk klasik dari sebuah air terjun, yaitu satu aliran vertikal yang
langsung jatuh dari ujung tebing, tetapi dalam hal ini, jatuhan air
Curug Sanghyang Taraje sama sekali tidak mengenai dinding air terjun.
Klasifikasi minor lainnya yaitu Cataract, karena pada musim
hujan volume jatuhan airnya sangat deras, bahkan sebenarnya cukup
menakutkan dibandingkan indah, sehingga klasifikasi Cataract muncul
selama musim hujan. Bila diperhatikan, aliran jatuhan air pada sisi
kiri air terjun (bila menghadap Curug Sanghyang Taraje) akan lebih besar
dibandingkan dengan jatuhan air pada sisi kanan.
Sampai di lokasi kita mulai siapkan kamera, yang foto-foto sih dikit doang
tapi kalo yang motoin kece mah bagus aja hasilnya meski masih kurang puas
ya karena kurang banyak foto hihi. Sekitar pukul 12 teng kita naik ke atas dan
menuju warung untuk mengisi tenaga alias makan siang berhubung kita mah praktis
dan dadakan tea, padahal udh bawa kompor cantik dan teman-temannya tapi apadaya
meminta bantuan si ibu warunglah cara yg tepat dan efektif untuk menyiapkan
makanan paling lezat disitu dan saat itu. Yups lauk dan nasi dadakan ala
sanghyangtaraje, gak terlalu mewah tapi berkah. Nasi, telor ceplok, sambel
seuhah, lember alias jamur, kerupuk, dan ikan asin dong tentunya hehe.
Alhamdulillah nikmat banget apalagi makan bareng-bareng berjama’ah ditemani
kultum dari pak Ustadz di radio yang kocak abis :D.
Nah … nah … Penyakit orang kita abis makan tuh tidur hehe maklum sih yang
abis begadang langsung nyetir dan gak sarapan kebayang kan, heheu sekitar satu
jam setelahnya barulah beraktifitas lagi akang-akang itu, aku sih lebih memilih
ngobrol-ngobrol sama ibu warung sambil liat orang yang lalu lalang daripada
tidur. Ada momen unik setiap menjelang pulang sekolah anak-anak SD dan SMP. Aku
dan syahril nunggu mobil yang ngangkut anak-anak sekolah untuk mengantar jemput
mereka. Dan … taraa mereka dadah-dadah dong pas liat di shoot ama syahril hehe
tak lama dari itu kitapun sudah siap-saiap pamit dan pulang. Sampai di cikajang
lagi kita mampir dan dijamu di warung paspud,ngobrol sana sini sambil janjian
akan melakukan jalan kembali di event selanjutnya. Hatur nuhun akang-akang kece
yang udah rela-relain waktunya buat berlibur di tanah pangirutan selamat
menikmati alam garut yang luar biasa, siap-siap explore lagi di tempat yang
berbeda dengan kisah yang lebih seru.
Salam lestari,
Khara di tanah pangirutan 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar