Sebuah penelitian menemukan bahwa wanita yang mengalami keraguan beberapa hari sebelum menikah memiliki resiko 2.5 kali lebih besar untuk bercerai dalam waktu 4 tahun mendatang dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki keraguan apapun.
Pada
penelitian ini, para peneliti bertanya pada sekitar 232 pasangan yang
baru saja menikah 1 bulan lalu untuk mengetahui apakah mereka merasakan
keraguan sebelum menikah. Para peneliti kemudian melakukan survei
lanjutan setiap 6 bulan selama 4 tahun dan menemukan bahwa rasa ragu
yang dirasakan sebelum menikah mungkin dapat menyebabkan masalah yang
lebih besar daripada hanya sekedar keraguan sesaat saja.
Walaupun
banyak orang mengatakan bahwa merasa ragu beberapa hari sebelum menikah
merupakan hal yang normal, akan tetapi apakah Anda yakin keraguan Anda
merupakan sesuatu hal yang normal dan bukan suatu pertanda bahaya?
Jadi
bagaimana cara membedakannya? Di bawah ini terdapat beberapa scenario
yang mungkin dialami oleh pasangan yang akan menikah dan jawaban dari
para ahli mengenai apakah keraguan yang dialami oleh pasangan tersebut
merupakan hal yang normal atau justru merupakan suatu tanda bahaya.
Menjelang hari pernikahan, kegelisahan mendadak muncul. Perasaan semacam itu bisa terjadi pada Anda, pasangan, atau bahkan
keduanya. Perasaannya seperti ragu, cemas, gugup, takut, dan semacamnya.
Menurut Maressa Brown, yang dikutip Thestir,
kecemasan mengenai pernikahan merupakan hal lazim sebelum Anda
mengucapkan janji suci. Ia menyarankan untuk tidak terlalu cemas karena
ketakukan ini datang secara alamiah. Yourtango menulis beberapa hal yang sering dicemaskan calon pasangan menikah:
Hari pernikahan.
Tak hanya soal setelah menikah, hari pernikahan pun seringkali jadi
penyebab kecemasan. Anda dan pasangan akan merasakan ketakutan pada
drama yang akan terjadi antarkeluarga soal hari pernikahan. Ini bisa
jadi soal perbedaan kebiasaan dan keinginan dua keluarga soal acara
pernikahan.
Menjadi suami atau istri. Menyandang status suami atau istri
ternyata juga dicemaskan pasangan yang akan menikah. Pikiran Anda
mungkin akan dipenuhi cara menjadi orangtua seperti halnya orangtua
Anda. Padahal, Anda dan pasangan dapat memilih jalan yang berbeda dengan
orangtua.
Rencana masa depan. Anda tiba-tiba akan lebih sering
memikirkan pelbagai rencana menuju pernikahan. Antara lain soal tempat
tinggal, kebutuhan uang harian, bagaimana menyusun anggaran belanja, dan
sebagainya.
Pengkhianatan. Tak ada yang ingin dikhianati pasangannya. Dan
Anda secara wajar begitu cemas pada hal ini. Kuncinya, Anda harus
percaya pada pasangan, demikian pula sebaliknya. Jangan sampai hal-hal
seperti ini menghancurkan rencana pernikahan Anda.
Untuk mengatasi kecemasan berlebihan, ada beberapa hal yang perlu didiskusikan bersama pasangan.
Misalnya hal-hal seperti anak, masalah uang, pekerjaan, dan cara
mengatasi masalah dalam pernikahan. Diskusi ini adalah bagian dari
komitmen yang akan Anda pegang selama menjalin pernikahan. Jangan lupa berdo'a dan tetapkan niat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar